Menag Apresiasi Muktamar Islah Perti dan Tarbiyah Islamiyah

By Admin

nusakini.com--Ormas Islam Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) dan Tarbiyah Islamiyah menggelar muktamar islah. Setelah terpecah selama 50 tahun, kedua ormas ini bersatu untuk menggelar muktamar bersama yang dibuka oleh Presiden Joko Widodo, Jumat (21/10) malam. 

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengepresiasi bersatunya kembali ormas yang didirikan 5 Mei 1928 oleh ulama besar Syekh Sulaiman Rusuli. Menag berharap islah ini bisa menjadi momentum bersama untuk terus dan lebih berkontribusi bagi pembangunan bangsa. 

"Saya merasa bersyukur yang tak terhingga, setelah berjalan 50 an tahun, Tarbiyah Islamiyah dan Perti bisa melakukan munas dan muktamar bersama-sama," kata Menag saat memberikan sambutan pada pembukaan Munas dan Muktamar Tarbiyah Islamiyah dan Perti. 

Menurutnya, islah ini sudah lama ditunggu oleh keluarga besar Tarbiyah dan umat Islam. Tarbiyah Islamiyah dan Perti adalah ormas keagamaan yang cukup besar. Mengutip tulisan KH Saifuddin Zuhri saat mengenang wafatnya KH Sirojuddin Abbas, Menag mengatakan bahwa umat Islam secara cita-cita organisatoris bisa saja berbeda, tapi tetap semangat dan bersatu di manapun dan kapanpun. 

Dikatakan Menag, setidaknya ada tiga faktor pemersatu Perti dan Tarbiyah Islamiyah, yaitu: kerohanian, cita-cita, dan semangat. "Inilah yang mempersatukan Perti dan Tarbiyah Islamiyah," papar Menag. 

Diakui Menag, kontribusi umat dan ormas Islam seperti Perti sangat banyak dalam membangun bangsa Indonesia. Tidak hanya di bidang dakwah dan kegiatan sosial, kontribusi Perti dan Tarbiyah Islamiyah juga besar dalam pengembangan keummatan, terutama bidang pendidikan. Sesuai namanya, jantung perjuangan Perti dan Tarbiyah Islamiyah adalah pendidikan. 

Menag menilai, Indonesia sangat diuntungkan dengan keberadaan ormas-ormas Islam seperti NU, Muhammadiyah, Perti dan lainnya. Sebab, kontribusai ormas dalam meningkatkan kualitas pendidikan, kehidupan keagamaan, dan kerukunan terbukti sangat besar. "Kita tahu, pendidikan yang disebarkan adalah Islam yang washatiyah, tawazzun, tasamuh, dan tidak ekstrim," kata Menag. 

"Inilah ciri kebersialaman di Indonesia, dan itu telah ditunjukkan oleh Perti dan Tarbiyah Islamiyah. Mari tetap kita jaga. Saya sangat mengapresiasi acara ini, dan terimakasih kepada semua anggota Tarbiyah Islamiyah dan Perti yang telah berkontribusi kepada bangsa Indonesia," tandasnya.(p/ab)